Blog Bang Dee - Kecepatan website adalah salah satu faktor paling penting yang sering diremehkan. Padahal, kalau loading website lebih dari 3 detik, banyak pengunjung langsung keluar sebelum sempat baca kontennya.
Selain itu, Google juga menjadikan kecepatan sebagai faktor peringkat. Jadi kalau website lambat, jangan heran kalau performa SEO ikut turun.
Supaya kamu nggak bingung harus mulai dari mana, saya siapkan checklist wajib optimasi kecepatan website yang bisa kamu ikuti satu per satu. Checklist ini cocok untuk WordPress, Blogger, atau platform lain.
1. Gunakan Hosting yang Cepat dan Stabil
Hosting itu pondasi website. Kalau servernya lemot, teknik optimasi apa pun tidak akan maksimal.
Checklist:
- Pilih hosting yang pakai SSD/NVMe
- Gunakan LiteSpeed Server (lebih cepat untuk WordPress)
- Lokasi server sesuai target (Indonesia → server Indonesia)
Efeknya langsung terasa: loading lebih ringan dan respons server lebih cepat.
2. Kompres Semua Gambar
Gambar adalah penyebab paling umum website jadi berat. Tanpa kompresi, ukuran gambar bisa membengkak.
Checklist:
- Gunakan format WebP
- Kompres gambar sebelum upload
- Hindari upload foto besar langsung dari kamera
- Untuk WordPress gunakan plugin image optimizer
Hasilnya: tampilan tetap bagus, loading jauh lebih cepat.
3. Gunakan Tema yang Ringan
Tema penuh animasi atau builder berat bisa bikin website lambat.
Checklist:
- Pakai tema ringan seperti Astra, GeneratePress, Kadence
- Hindari tema dengan fitur berlebihan
- Minimalkan penggunaan page builder berat
Semakin ringan tema, semakin cepat website berjalan.
4. Aktifkan Caching
Caching itu menyimpan versi statis halaman website agar tidak perlu diproses setiap kali dikunjungi.
Checklist:
- Gunakan plugin caching
- Aktifkan page cache, browser cache, dan object cache
- Kombinasikan dengan server LiteSpeed (lebih maksimal)
Ini salah satu teknik optimasi yang paling efektif.
5. Minify CSS, JS, dan HTML
Minify membuat file menjadi lebih kecil dengan menghapus karakter yang tidak penting.
Checklist:
- Minify CSS
- Minify JS
- Minify HTML
- Combine file jika memungkinkan
Biasanya plugin caching sudah menyediakan fitur ini.
6. Kurangi Penggunaan Plugin
Semakin banyak plugin, semakin berat website. Apalagi kalau plugin besar atau jelek kodingnya.
Checklist:
- Hapus plugin yang jarang dipakai
- Hindari plugin “all-in-one” yang terlalu berat
- Cari plugin alternatif yang lebih ringan
Gunakan plugin seperlunya saja.
7. Gunakan CDN
CDN (Content Delivery Network) membuat website memuat dari server terdekat dengan pengunjung.
Checklist:
- Aktifkan CDN (Cloudflare recommended)
- Gunakan CDN untuk gambar, script, dan aset statis
- Pastikan caching CDN aktif
Terutama penting jika visitor datang dari berbagai daerah.
8. Optimalkan Database (WordPress)
Database yang penuh sampah bisa menghambat performa.
Checklist:
- Hapus revisi postingan lama
- Hapus komentar spam
- Bersihkan transient dan tabel tidak terpakai
- Gunakan plugin database optimizer
Optimasi database membuat backend WordPress lebih ringan.
9. Kurangi Script Eksternal
Script dari luar seperti iklan, widget, atau tracking bisa memperlambat website.
Checklist:
- Gunakan script eksternal seperlunya
- Hindari widget berat seperti live chat yang tidak perlu
- Gunakan versi lokal jika bisa (self-hosted)
Setiap script eksternal adalah beban tambahan.
10. Gunakan Lazy Load untuk Gambar & Video
Lazy load membuat gambar hanya dimuat ketika layar mendekatinya.
Checklist:
- Aktifkan lazy load gambar
- Lazy load iframe atau video
- Gunakan plugin yang mendukung native lazy load
- Ini sangat efektif untuk halaman dengan banyak foto.
11. Pindah ke Server Lokal (Jika Target Indonesia)
Kalau pengunjungmu mayoritas dari Indonesia, server luar negeri akan memperlambat akses.
Checklist:
- Pilih server Indonesia
- Pastikan kualitas jaringan bagus
- Cek latency server sebelum membeli
Loading langsung terasa lebih cepat.
Kecepatan bukan cuma soal teknis, tapi soal pengalaman pengguna. Website yang cepat bikin pengunjung betah, SEO naik, dan brand kamu terlihat profesional.
