Memasuki tahun 2026, arah perkembangan dunia digital semakin jelas — TikTok akan mengambil posisi dominan dalam pencarian berbasis visual dan sosial.
Bukan berarti Google akan menghilang, tetapi fungsi utama keduanya akan semakin berbeda.
Berikut beberapa prediksi realistis dan tren besar yang diperkirakan terjadi di 2026:
1. TikTok Search Akan Terintegrasi dengan AI dan Chatbot
Pada 2026, TikTok diprediksi akan menghadirkan fitur pencarian berbasis AI conversational, mirip seperti ChatGPT atau Gemini, namun dengan format video interaktif.
Pengguna tidak lagi hanya mengetik kata kunci, tetapi bisa bertanya secara alami seperti:
“Rekomendasikan tempat ngopi estetik di Bandung yang buka sampai malam.”
AI TikTok kemudian akan menampilkan video rekomendasi paling relevan dari kreator lokal, lengkap dengan peta lokasi dan rating pengguna.
Hasil pencarian bukan hanya teks — tapi pengalaman visual lengkap yang bisa langsung ditonton dan diikuti.
2. SEO Tradisional Akan Bergeser ke “Video Optimization”
Di tahun 2026, para kreator dan bisnis akan mulai memprioritaskan optimasi video alih-alih tulisan panjang.
Istilah baru seperti VEO (Video Engine Optimization) akan mulai populer, menggantikan peran SEO klasik dalam beberapa sektor.
Brand dan media digital akan bersaing untuk memunculkan video mereka di halaman pencarian TikTok, bukan sekadar di hasil Google.
Caption, audio, subtitle, dan engagement metrics akan menjadi faktor penting dalam menentukan peringkat video di hasil pencarian.
3. Integrasi TikTok dengan E-Commerce dan Google Search
Alih-alih bersaing total, Google bisa jadi justru akan berkolaborasi dengan TikTok.
Sudah mulai terlihat tren integrasi di mana hasil pencarian Google menampilkan snippet video TikTok dalam hasil SERP.
Pada 2026, integrasi ini bisa berkembang menjadi kolaborasi dua arah — di mana pengguna bisa langsung mencari produk di Google dan menonton review-nya di TikTok tanpa berpindah platform.
Bagi pelaku UMKM dan brand lokal, ini adalah peluang emas untuk menggabungkan dua kekuatan: Google visibility dan TikTok engagement.
4. Kredibilitas Video Akan Menjadi Fokus Utama
Seiring meningkatnya penggunaan video sebagai sumber informasi, isu kredibilitas dan hoaks visual akan menjadi perhatian besar di 2026.
TikTok akan mengembangkan sistem verifikasi sumber, watermark kreator, dan label “Trusted Creator” untuk menandai akun yang menyebarkan informasi valid.
Hal ini mirip dengan sistem Google News Verified Publisher, namun dikemas lebih sosial dan interaktif.
Tujuannya agar pengguna bisa membedakan antara video edukatif, iklan terselubung, dan konten hiburan murni.
5. TikTok Akan Menjadi “Search Companion” dalam Kehidupan Harian
Tahun 2026 bisa jadi menandai perubahan paradigma: pengguna tidak lagi “mencari”, tetapi “berinteraksi” dengan pencarian.
Misalnya, seseorang ingin membuat resep:
“AI TikTok, tolong carikan video resep ayam mentai sederhana.”
AI kemudian menampilkan beberapa video, menandai bahan yang sudah ada di rumah (berdasarkan daftar belanja digital pengguna), dan menawarkan opsi belanja bahan di e-commerce langsung dari hasil pencarian.
Dengan kata lain, pencarian bukan hanya menemukan — tapi membantu mengeksekusi.
6. Brand Akan Membangun Identitas di TikTok Search
Brand yang ingin tetap relevan di 2026 harus mengoptimalkan konten untuk pencarian TikTok.
Bukan hanya membuat video viral, tapi membangun kehadiran jangka panjang di hasil pencarian.
Misalnya:
-
Brand skincare muncul setiap kali pengguna mencari “cara pakai serum malam”.
-
Brand kopi lokal muncul di hasil pencarian “café hits di Surabaya”.
-
Kreator teknologi muncul saat orang mencari “tips iPhone terbaru”.
Konten yang muncul di hasil pencarian TikTok akan menjadi aset digital baru — seperti backlink atau domain authority di era SEO dulu.
Tahun 2026 akan menjadi era ketika pencarian dan hiburan benar-benar menyatu.
TikTok akan berfungsi layaknya visual assistant yang bisa memberikan jawaban cepat, relevan, dan kontekstual dalam bentuk video.
Sementara Google tetap akan memegang peran di bidang riset dan data mendalam, TikTok akan menguasai ruang pencarian harian — mulai dari gaya hidup, tips praktis, hingga review produk.
Dunia digital bergerak menuju era “Search Experience”, di mana hasil pencarian bukan hanya teks, tapi pengalaman yang hidup dan bisa dirasakan.
