Kenapa SSD Lebih Cepat Rusak?



Blog Bang Dee -  SSD dikenal lebih cepat, lebih hening, dan lebih hemat daya dibandingkan hard disk konvensional. Tapi… banyak juga pengguna yang mengeluh SSD mereka tiba-tiba drop, corrupt, bahkan mati total tanpa tanda-tanda.

Pertanyaannya: apakah SSD memang lebih cepat rusak?
Jawabannya: nggak selalu. Tapi SSD bisa rusak lebih cepat jika beberapa faktor tertentu terjadi — terutama pada penggunaan berat, pendinginan buruk, atau kualitas SSD yang kurang bagus.

Supaya kamu nggak salah kaprah, berikut Bang Dee rangkum penjelasan teknis yang mudah dipahami tentang kenapa SSD bisa cepat rusak.


🔍 Kenapa SSD Bisa Cepat Rusak?

1️⃣ Batas Siklus Tulis/Hapus (TBW)

Sel memori NAND pada SSD punya umur tertentu.
Setiap kali proses tulis/hapus dilakukan, umur sel tersebut berkurang. Inilah yang disebut Terabytes Written (TBW).

Semakin intensif penggunaan:

  • install ulang
  • copy file besar setiap hari
  • editing video 4K
  • rendering
,maka TBW makin cepat habis.

2️⃣ Panas Berlebih (Overheating)

SSD modern—terutama NVMe—bekerja pada kecepatan tinggi.
Masalahnya: kecepatan tinggi = panas tinggi.

Jika pendinginan laptop/PC kurang bagus:

  • performa bisa throttling,
  • umur komponen menyusut,
  • bahkan menyebabkan kerusakan permanen.

SSD NVMe tanpa heatsink juga lebih rentan panas.


3️⃣ Lonjakan Listrik & Daya Tidak Stabil

Gangguan listrik seperti:

  • mati lampu mendadak,
  • lonjakan arus,
  • PSU yang kualitasnya kurang bagus,
  • bisa merusak sirkuit SSD.

SSD lebih sensitif dibanding HDD karena memakai komponen elektronik penuh.


4️⃣ Kualitas Chip NAND yang Berbeda-beda

SSD murah biasanya menggunakan tipe NAND:

  • QLC (Quad Level Cell) → umur paling pendek
  • TLC (Triple Level Cell) → sedang
  • MLC/SLC → paling tahan lama (biasanya dipakai SSD mahal/pro grade)

Karena tuntutan pasar, banyak produsen memakai NAND QLC untuk menekan harga, tapi efeknya umur SSD lebih singkat.


5️⃣ Kegagalan Chip Kontroler

Kontroler adalah “otak” SSD.
Jika chip ini error, SSD bisa langsung:

  • gagal terbaca,
  • stuck di 0 MB,
  • atau tidak bisa boot sama sekali.

Kontroler yang cacat pabrik atau terlalu panas bisa mempercepat kerusakan.


6️⃣ Kerusakan Fisik

Walaupun lebih tahan banting dari HDD, SSD tetap bisa rusak jika:

  • jatuh keras,
  • kena air,
  • terkena benturan ekstrem,
  • atau terkena debu lembap.

Komponen elektronik sangat sensitif pada lingkungan ekstrem.


7️⃣ Firmware Bermasalah

Firmware adalah sistem internal SSD.
Bila firmware error:

  • SSD bisa freeze,
  • data bisa hilang,
  • atau drive mati total.

Beberapa kasus SSD mati massal di dunia terjadi karena bug firmware—bukan karena komponennya.


💡 Tips Agar SSD Awet Lama

Berikut langkah sederhana namun sangat efektif:

1. Jaga suhu tetap rendah

Pastikan ventilasi laptop/PC bagus.
Untuk NVMe, gunakan heatsink bawaan motherboard.

2. Jangan biarkan SSD penuh

Sisakan ruang 10–15% untuk over-provisioning agar performa tetap stabil.

3. Pakai UPS/Stabilizer

Ini penting untuk PC desktop.
Lonjakan listrik = musuh terbesar SSD.

4. Pilih SSD berkualitas

Jangan tergiur harga murah tanpa cek:

  • tipe NAND,
  • usia TBW,
  • reputasi merek.

5. Update firmware secara berkala

Biasanya lewat aplikasi resmi (Samsung Magician, Kingston SSD Manager, WD Dashboard).

6. Jangan sering tulis data besar tanpa jeda

Jika kerja berat, beri waktu SSD mendingin.


SSD bukan berarti ringkih, hanya saja cara kerjanya jauh lebih kompleks dari HDD.

Dengan perawatan yang benar, SSD bisa bertahan 5–10 tahun atau lebih.

Kalau kamu ingin performa cepat dan umur panjang, pilih SSD yang tepat dan jaga suhu serta stabilitas listriknya.

Lebih baru Lebih lama