Bagaimana Google Menilai Kualitas Artikel? Jawabannya Tidak Sesederhana yang Kita Kira


Kadang ada teman-teman blogger yang nanya ke saya,

“Bang, harus berapa ribu kata biar artikel bisa naik di Google?”
atau
“Bang, kalau keyword-nya banyak, pasti ranking kan?”

Wajar sih pertanyaan begitu muncul. Dunia SEO memang terlihat sederhana dari luar. Padahal aslinya, Google menilai artikel dengan cara yang jauh lebih kompleks. Bukan sekadar jumlah kata, bukan juga seberapa sering keyword disebar.

Sekarang Google semakin canggih dan makin mendekati cara manusia menilai kualitas:
apakah artikel itu benar-benar bermanfaat?

Di sini saya jelaskan dengan gaya ngobrol santai ala Bang Dee, biar mudah dipahami dan nyaman dibaca tanpa bahasa yang terlalu teknis.


1. Google Sekarang Lebih Peduli Sama Niat Pembaca, Bukan Sekadar Keyword

Dulu, menembak keyword tertentu sudah cukup buat naik peringkat.
Sekarang beda. Google lebih fokus pada apa yang sebenarnya dicari orang.

Contoh sederhana:

  • Ketika orang mencari “cara dapat uang dari blog”, mereka mau langkah nyata, bukan teori berbelit.
  • Saat mencari “hosting murah”, mereka mau rekomendasi terbaik, bukan sejarah panjang soal server.

Kalau artikel nggak menjawab kebutuhan pembaca, Google tahu… dan itu memengaruhi rangking.


2. Google Mengamati Reaksi Pembaca

Google memang tidak memahami bahasa seperti manusia, tapi dia bisa membaca perilaku pengunjung.

Misalnya:

  • Apakah pembaca bertahan lama?
  • Apakah mereka scroll sampai bawah?
  • Setelah selesai baca, apakah mereka lanjut ke artikel lain?

Kalau banyak yang cepat pergi, Google bisa menilai kontennya kurang relevan.


3. Artikel Dengan Struktur Rapi Lebih Disukai Google

Ini simpel tapi ampuh. Pembaca zaman sekarang suka tulisan yang:

  • paragrafnya pendek
  • alurnya jelas
  • ada subjudul
  • ada bullet point.

Struktur yang rapi bikin pembaca betah, dan Google menganggap itu tanda konten berkualitas.


4. E-E-A-T: Standar Kualitas Google yang Wajib Dipahami

Google menggunakan konsep E-E-A-T:

  • Experience → punya pengalaman nyata?
  • Expertise → paham topiknya?
  • Authoritativeness → dipercaya orang?
  • Trustworthiness → informasinya akurat?

Contoh:

  • Review HP hasil pakai sendiri → nilai plus.
  • Artikel kesehatan tanpa sumber jelas → nilai minus.

5. Konten Bernilai = Konten yang Membantu

Google cuma ingin satu hal:

“Apakah artikel ini bermanfaat untuk pembaca?”

Kalau iya → naik.
Kalau cuma panjang tapi nggak ada inti → tenggelam.

Definisi “berkualitas” menurut Google itu:

  • jawabannya jelas
  • sesuai kebutuhan
  • relevan
  • langsung ke poin.

6. Visual Pendukung Jadi Nilai Tambah

Google melihat konten yang lengkap lebih disukai manusia. Visual seperti:

  • gambar
  • tabel
  • screenshot
  • ilustrasi
  • contoh kasus,

itu membantu pembaca memahami lebih mudah. Dan itu sinyal positif buat Google.


7. Kecepatan Website Berpengaruh Besar

Artikel bagus tetap nggak bisa bersaing kalau websitenya lambat.
Google juga memperhatikan:

  • tampilan mobile
  • navigasi
  • kenyamanan membaca
  • jumlah dan posisi iklan.

User experience = faktor kualitas di era sekarang.


Kesimpulan Bang Dee

Google sudah sangat berkembang. Cara Google menilai artikel bukan sekadar teknis SEO, tapi apa yang benar-benar dirasakan oleh pembaca.

Singkatnya:

“Kalau artikelmu membantu orang, Google akan membantu kamu balik.”

Simple tapi penuh tantangan. Yang penting, kita terus belajar, terus perbaiki kualitas, dan tetap konsisten bikin konten yang bener-bener berguna.

Lebih baru Lebih lama